Strategi Penerjemahan Arab-Indonesia

Strategi Penerjemahan Arab-Indonesia

bendera


Ada beberapa strategi yang bisa dimanfaatkan oleh seorang penerjemah saat menghadapi Tsu. Strategi ini sangat diperlukan saat penerjemah menemukan kasus dalam Tsu. Dalam Tsu bahasa Arab, strategi berikut bisa dimanfaatkan saat menerjemahkan:
1. Mengedepankan dan Mengakhirkan
Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah mengedepankan kata dalam Bsu yang diakhirkan dalam Bsa dan mengakhirkan kata dalam Bsu yang dikedepankan dalam Bsa. Contoh :
قد حدد الإسلام التعدد بالزواج
654 3 2 1
Islam telah membatasi poligami
3 1 2 456 .
Pada contoh tersebut, kata dalam Tsu yang semula berurutan 123456, saat diterjemahkan urutannya berubah menjadi 312456. Dengan demikian, ada kata yang asalnya didahulukan dalam Tsu, kemudian ketika diterjemahkan kata tersebut diakhirkan. Ini terkait dengan kaidah pembuatan kalimat antara Tsu dan Tsa yang berbeda. Dalam Tsu, dimungkinkan kalimat dengan urutan kata 123456, sementara dalam Tsa tidak dimungkinkan adanya kalimat dengan ururan kata seperti itu.

baca : kursus bahasa arab jarak jauh
2. Membuang
Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk membuang kata dalam Bsa yang disebut dalam Bsu. Contoh :
في يوم من الأيام ذهب أحمد لزبارة أمه
109 87 6 5 4 3 2 1

Suatu hari, Ahmad (pergi) mengunjungi ibunya
1 2 6 5 8 910 .

Pada contoh tersebut, jumlah kata dalam Tsu yang semula berjumlah 10 kata, ketika diterjemahkan menyusut mejadi 7 kat. Ada beberapa kata yang tidak diterjemahkan, karena kata-kata itu dimunculkan dan tidak dibuang, maka mungkin pesannya menjadi menyimpang.
3. Menambahkan
Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk menambah kata dalam Bsu yang disebut dalam Bsa. Contoh :
فهم القر آن أمر مهم
4 3 2 1
Memahami Alquran merupakan hal (yang) penting
1 2 T 3 T 4 .
Pada contoh tersebut, kata dalam Tsu berjumlah 4 kata, sementara kata didalam Tsa bertambah menjadi 6 kata. Tambahan (T) kata itu merupakan konsekuensi dan perbedaan struktur dalam Bsu dan Bsa. Kata tambahan dalam Tsa yang terlihat wujud luarnya (leksial) itu merupakan konsekuensi struktur gramatikal dalam Tsu yang mengharuskan demikian. Dalam Tsu, tidak diharuskan adanya pemarkah predikat untuk predikat berupa nomina, karena sudah diwakili oleh struktur gramatikal yang menyimpan hal itu. Sementara itu dalam Tsa, predikat berupa nomina mengharuskan adanya pemarka predikat.
4. Mengganti
Strategi ini mengharuskan seorang penerjemah untuk mengganti struktur kata dalam Bsu dengan memperhatikan makna dalam Bsa. Contoh :
فيوزع مجانا ولايباع
543 2 1
Gratis atau Tidak diperjualbelikan
1 1 2 .
Pada contoh tersebut, kata dalam Tsu yang berjumlah 5 kata, cukup diterjemahkan dengan satukata atau duka kata saja. Ini terkait dengan kelaziman penggunaan konsep dari struktur itu dalam Tsa. Kapan diterjemahkan menjadi gratis dan kapan diterjemahkan menjadi tidak diperjualbelikan, sepenuhnya dikaitkan dengan konteks yang melingkupinya.


(dikutip dari buku cara mudah menterjemahkan arab - indonesia, karya Moch. Syarif hidayatullah)